Sarapan di Surabaya, Makan Siang di Jakarta, dan Makan Malam di Banda Aceh

Juni 18, 2025

Ngainun Naim

 

Ini kisah perjalanan yang saya lakukan bersama dua orang teman—Rizqa Ahmadi dan Ginanjar Akhmad Syamsudin—pada tanggal 29 Mei 2025 lalu. Perjalanan yang sayang jika tidak dicatat.

Berangkat dengan drama. Itu kalimat yang bisa mewakili perjalanan kali ini. Bayangkan, jadwal dimajukan dua jam tetapi saya baru tahu setelah subuh.

Jadwal awal pesawat akan berangkat pukul 10.15. Belakangan dimajukan pukul 08.15.

Meskipun begitu semua itu memberikan pengalaman yang sungguh luar biasa. Pengalaman berkesan yang harus direkam dalam catatan semacam ini agar tidak hilang begitu saja. Memang foto bisa mewakili keadaan tetapi narasi yang dilengkapi foto tentu akan lebih kuat lagi.

Beruntung masih bisa menyesuaikan dengan kebijakan kemajuan jam penerbangan ini. Bahkan masih sempat sarapan juga.

Kami sarapan di Warung Margo Nyaman yang lokasinya ada di timur masjid Bandara Juanda Surabaya. Kantin ini cocok untuk saya yang orang desa. Menunya tradisional. Beda dengan yang ada di dalam bandara.

Satu lagi yang penting, yaitu harga yang cukup bersahabat. Harga nasi rata-rata di bawah 20 ribu. Justru harga minuman yang lebih mahal.

Usai sarapan kami segera check in. Tidak terlalu lama, panggilan boarding. Kami pun segera masuk dan menikmati perjalanan.

Perjalanan sampai Jakarta cukup lancar. Masih ada jeda waktu yang cukup panjang sebelum akhirnya kami melanjutkan perjalanan.

Agenda siang adalah makan. Pilihannya adalah keluar. Tentu tidak terlalu jauh. Saya ajak kawan-kawan menuju kantin yang ada di dekat parkir Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta. Namanya Kantin Kota.

Menunya masih nyambung dengan perut saya. Tidak banyak berbeda dengan menu yang sehari-hari acap saya nikmati. Satu lagi yang penting, yaitu harganya masih rasional.

Usai makan kami kembali ke dalam terminal. Agendanya adalah shalat dan menunggu penerbangan yang akan mengantarkan kami ke Banda Aceh.

Memang perjalanan itu selalu menyajikan kisah. Jika awalnya kami harus maju dua jam saat di Juanda Surabaya, ternyata untuk menuju Aceh jadwal pesawatnya mundur. Memang tidak terlalu lama, tetapi menambah panjang daftar menunggu.

Perjalanan ke Banda Aceh ditempuh selama 2 jam 10 menit. Kami sampai Banda Aceh pukul 18.30. Di luar bandara kami sudah ditunggu oleh Bu Dr. Yuni Roslaili dan Muhammad Al Banna, putranya. Beliau dan tim Aceh yang akan menemani kami dalam kegiatan riset di Aceh kali ini.

Dalam perjalanan ke hotel, kami diajak makan malam di sebuah rumah makan yang cukup ramai. Parkirnya padat merayap. Namanya Mie dan Nasi Goreng Bardi.

Sebuah perjalanan yang menarik. Sarapan di Surabaya, makan siang di Jakarta, dan makan malam di Banda Aceh.

 

Tulungagung, 18 Juni 2025

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.