Disertasi dan Sukses Studi

September 22, 2025



Ngainun Naim

 

Senin pagi tanggal 22 September 2025. Saya baru saja bangun. Jarum jam di handphone menunjukkan angka 07.00 WIB.

Semalam saya melakukan perjalanan panjang dari Tulungagung menuju Situbondo. Berangkat pukul 19.00 dan sampai di Rosali Hotel Situbondo pukul 02.00. Setelah tidur sejenak, saya terbangun untuk shalat subuh. Lalu tidur lagi karena kurangnya volume tidur.

Agenda pagi yang saya coba rutinkan adalah jalan kaki. Sambil memikirkan berbagi hal, mencari inspirasi, dan mengamati situasi, saya biasanya mendapatkan banyak hal dari aktivitas jalan kaki.

Tetiba saya teringat bahwa setelah melakukan penggalian data riset di Situbondo, saya akan melanjutkan perjalanan menuju Jember. Itu berarti harus melewati Bondowoso.

Di kota ini saya memiliki beberapa mahasiswa S3 Studi Islam. Iseng saya kontak mereka, meskipun tidak yakin akan kepastian waktu bertemu. Setidaknya ada usaha untuk silaturrahmi.

Gayung bersambut. Mereka rupanya antusias. Tentu saya senang.

Pukul 12.00 acara penggalian data selesai. Saya segera kontak teman-teman yang sebagian besar adalah dosen di Universitas Bondowoso. Perjalanan sekarang menuju satu titik, yaitu Universitas Bondowoso.

Bertemu mereka rasanya bahagia. Kami kemudian terlibat dalam aneka perbincangan, khususnya terkait disertasi yang tengah mereka kerjakan.

Tahapan terberat studi memang dalam penulisan disertasi. Hal sama juga yang saya cermati dari diskusi. Meskipun mungkin sebatas berdiskusi, setidaknya ada pelepasan beban yang selama ini mereka rasakan. Diskusi juga bisa membangkitkan kembali semangat untuk menekuni disertasi yang mungkin seperti labirin tak berujung.

Tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ini memang acapkali dirasakan oleh para pejuang disertasi. Akibatnya hanya berpikir tanpa bergerak. Tidak ada kemajuan berarti atas disertasi yang semestinya ditekuni.

Saya sampaikan bahwa hal penting dalam disertasi adalah mental. Yakini bahwa disertasi yang Anda pilih sudah tepat. Jangan ragu. Terus melangkah. Salah itu biasa dan bisa diperbaiki.

Keberanian harus ditumbuhkan. Jangan takut dengan pikiran sendiri.

Disertasi tidak akan selesai dengan ketakutan dan banyak pikiran. Disiplin diri adalah kunci sukses. Sisihkan waktu tertentu setiap hari. Jangan sampai waktu yang sudah ditentukan itu dilanggar.

Jangan mudah putus asa. Harus tangguh. Hambatan dan tantangan itu hal biasa yang selalu ada, termasuk dalam mengerjakan disertasi. Mereka yang sukses adalah yang menghadapi setiap hambatan dan tantangan dengan senyuman. Bukan dengan kegemasan mental yang berujung pada kebingungan.

Terus berproses meskipun lambat. Sedikit demi sedikit yang konsisten dilakukan itu jauh lebih baik daripada banyak dan bagus yang berhenti di pikiran.

 

Jember, 22-9-2025

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.