KKN, Koordinasi, dan Harapan Kesuksesan
Ngainun Naim
Proses pelaksanaan KKN UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung sudah
dilalui. Mahasiswa peserta KKN sudah terseleksi dan sudah mendapatkan lokasi
tempat mereka akan mengabdi. Beberapa kelompok mahasiswa, sebagaimana terpantau
di media sosial, sudah melakukan berbagai kegiatan, seperti rapat koordinasi
dan survey lokasi.
Pelepasan secara resmi direncanakan akan dilaksanakan
pada tanggal 1 Juli 2025. Minggu depan, mulai tanggal 17 Juni 2025, akan
dilaksanakan pembekalan bagi mahasiswa.
Pada rapat Koordinasi LP2M yang dilaksanakan Jumat 14
Juni 2025, saya menyampaikan beberapa hal. Pertama, perlunya komunikasi
dan koordinasi intensif dengan pihak terkait: dosen pembimbing lapangan,
mahasiswa, dan pihak-pihak lain. Ini penting dilakukan agar KKN bisa berjalan
secara maksimal.
Kedua, menekankan pentingnya keselamatan. Mahasiswa dan juga
dosen perlu mengedepankan etika berlalu lintas. Hati-hati dalam berkendara dan
mengedepankan keselamatan. Mengutamakan keselamatan, bukan kecepatan.
Ketiga, bijak bermedia sosial. Sekarang zaman digital. Zaman di
mana media sosial menjadi tulang punggung masyarakat. Mahasiswa peserta KKN
adalah mahasiswa yang tidak bisa lepas dari dunia digital.
Satu sisi, ini fenomena yang tidak bisa dihindari. Di
sini lain, perlu seleksi secara cermat terhadap konten yang diunggah. Satu kali
unggahan, jika viral, bisa ditontotan ribuan—bahkan ratusan hingga
jutaan—orang. Jika baik, itu yang diharapkan. Jika tidak baik, tentu merugikan.
Di sinilah pentingnya saling kontrol. Tidak semua hal perlu diunggah. Hanya hal
yang baik dan berdampak positif saja yang sebaiknya diunggah.
Keempat, menekankan pentingnya bersosialisasi dan menjadi bagian
tidak terpisah dari masyarakat. Ada banyak kritikan terkait mahasiswa yang KKN
yang dinilai sebagai eksklusif. Mereka hanya di posko saja jika tidak ada
kegiatan.
Mengunjungi masyarakat—tokoh dan masyarakat biasa—menjadi
sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan. Jika tokoh biasa dikunjungi.
Ketika masyarakat biasa, itu akan sangat bermakna bagi mereka.
Dalam dinamika interaksi sosial, jarang ada kesempatan
orang umum untuk mendapatkan panggung. Pada titik inilah kehadiran KKN
yang berinteraksi intensif dengan mereka sangat penting. Eksistensi mereka
diakui yang pada gilirannya bisa memberikan dukungan kepada para mahasiswa yang
sedang melaksanakan KKN.
Ada beberapa jenis KKN yang dilaksanakan. Pertama, regular
multisektoral. Ini merupakan jenis KKN yang bersifat rutin. Di dalam KKN ini
ada tematik Kampung Zakat. Ini penting sebagai upaya menyebarluaskan
gagasan dan kesadaran bagi masyarakat luas untuk menjalankan zakat.
Kedua, selingkar kampus. Keberadaan kampus menjadi bagian tidak
terpisah dari masyarakat. Kontribusi terhadap masyarakat yang ada di desa-desa
sekitar kampus sangat penting artinya. Jenis KKN ini merupakan upaya menjadikan
kampus bukan sebagai institusi yang berada di atas menara gading tetapi sebagai
institusi yang turut memberikan kontribusi dalam kehidupan masyarakat.
Ketiga, KKN Inklusi. Jenis ini khusus bagi mahasiswa yang
memiliki persoalan tertentu sehingga mereka beresiko jika mengikuti KKN bersama
dengan jenis lainnya. Misalnya, mahasiswa yang memiliki riwayat sakit tertentu,
hamil, dan berbagai sebab lainnya.
Keempat, KKN Nusantara, merupakan KKN yang dikoordinasi oleh
Kementerian Agama RI. Tahun ini panitia lokal adalah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kelima, KKN Kebangsaan. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui kebijakan Kampus Berdampak, Mahasiswa Berdampak mengadakan KKN Kebangsaan di Maros Sulawesi Selatan. Panitia Lokal adalah Universitas Hasanuddin Makassar.
Tulungagung, 15 Juni 2025
bijak bermedia sosial... sy sangat setuju hal ini diketengahkan / diberi penekanan seiring dengan suasana dan teknologi masyarakat pada hari ini...
BalasHapusTerima kasih atas kunjungan dan komentarnya.
Hapus