KKN, Koordinasi, dan Harapan Kesuksesan

Juni 15, 2025



Ngainun Naim

 

Proses pelaksanaan KKN UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung sudah dilalui. Mahasiswa peserta KKN sudah terseleksi dan sudah mendapatkan lokasi tempat mereka akan mengabdi. Beberapa kelompok mahasiswa, sebagaimana terpantau di media sosial, sudah melakukan berbagai kegiatan, seperti rapat koordinasi dan survey lokasi.

Pelepasan secara resmi direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2025. Minggu depan, mulai tanggal 17 Juni 2025, akan dilaksanakan pembekalan bagi mahasiswa.

Pada rapat Koordinasi LP2M yang dilaksanakan Jumat 14 Juni 2025, saya menyampaikan beberapa hal. Pertama, perlunya komunikasi dan koordinasi intensif dengan pihak terkait: dosen pembimbing lapangan, mahasiswa, dan pihak-pihak lain. Ini penting dilakukan agar KKN bisa berjalan secara maksimal.

Kedua, menekankan pentingnya keselamatan. Mahasiswa dan juga dosen perlu mengedepankan etika berlalu lintas. Hati-hati dalam berkendara dan mengedepankan keselamatan. Mengutamakan keselamatan, bukan kecepatan.

Ketiga, bijak bermedia sosial. Sekarang zaman digital. Zaman di mana media sosial menjadi tulang punggung masyarakat. Mahasiswa peserta KKN adalah mahasiswa yang tidak bisa lepas dari dunia digital.

Satu sisi, ini fenomena yang tidak bisa dihindari. Di sini lain, perlu seleksi secara cermat terhadap konten yang diunggah. Satu kali unggahan, jika viral, bisa ditontotan ribuan—bahkan ratusan hingga jutaan—orang. Jika baik, itu yang diharapkan. Jika tidak baik, tentu merugikan. Di sinilah pentingnya saling kontrol. Tidak semua hal perlu diunggah. Hanya hal yang baik dan berdampak positif saja yang sebaiknya diunggah.

Keempat, menekankan pentingnya bersosialisasi dan menjadi bagian tidak terpisah dari masyarakat. Ada banyak kritikan terkait mahasiswa yang KKN yang dinilai sebagai eksklusif. Mereka hanya di posko saja jika tidak ada kegiatan.

Mengunjungi masyarakat—tokoh dan masyarakat biasa—menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan. Jika tokoh biasa dikunjungi. Ketika masyarakat biasa, itu akan sangat bermakna bagi mereka.

Dalam dinamika interaksi sosial, jarang ada kesempatan orang umum untuk mendapatkan panggung. Pada titik inilah kehadiran KKN yang berinteraksi intensif dengan mereka sangat penting. Eksistensi mereka diakui yang pada gilirannya bisa memberikan dukungan kepada para mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN.

Ada beberapa jenis KKN yang dilaksanakan. Pertama, regular multisektoral. Ini merupakan jenis KKN yang bersifat rutin. Di dalam KKN ini ada tematik Kampung Zakat. Ini penting sebagai upaya menyebarluaskan gagasan dan kesadaran bagi masyarakat luas untuk menjalankan zakat.

Kedua, selingkar kampus. Keberadaan kampus menjadi bagian tidak terpisah dari masyarakat. Kontribusi terhadap masyarakat yang ada di desa-desa sekitar kampus sangat penting artinya. Jenis KKN ini merupakan upaya menjadikan kampus bukan sebagai institusi yang berada di atas menara gading tetapi sebagai institusi yang turut memberikan kontribusi dalam kehidupan masyarakat.

Ketiga, KKN Inklusi. Jenis ini khusus bagi mahasiswa yang memiliki persoalan tertentu sehingga mereka beresiko jika mengikuti KKN bersama dengan jenis lainnya. Misalnya, mahasiswa yang memiliki riwayat sakit tertentu, hamil, dan berbagai sebab lainnya.

Keempat, KKN Nusantara, merupakan KKN yang dikoordinasi oleh Kementerian Agama RI. Tahun ini panitia lokal adalah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kelima, KKN Kebangsaan. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui kebijakan Kampus Berdampak, Mahasiswa Berdampak mengadakan KKN Kebangsaan di Maros Sulawesi Selatan. Panitia Lokal adalah Universitas Hasanuddin Makassar. 

 

Tulungagung, 15 Juni 2025

2 komentar:

  1. bijak bermedia sosial... sy sangat setuju hal ini diketengahkan / diberi penekanan seiring dengan suasana dan teknologi masyarakat pada hari ini...

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.