Menanam Pepohonan, Merawat Kehidupan
Ngainun Naim
Bumi ini harus dirawat. Ini penting sebagai
pengetahuan, kesadaran, dan diaktualisasikan dalam
tindakan. Jika tidak, bencana demi bencana akan selalu menjadi bagian tidak
terpisah dari kehidupan
karena bumi tempat kita hidup mengalami kerusakan demi kerusakan.
Banjir, misalnya. Jika kita melakukan riset mendalam,
salah satu faktor penyebabnya adalah manusia yang abai dengan bumi. Misalnya,
hutan yang ditebang tanpa pernah diperbarui.
Bumi juga rusak karena perilaku manusia terhadap sampah.
Lihat saja bagaimana sampah berserakan, khususnya sampah plastik. Padahal butuh
ratusan tahun untuk mengurai sampah plastik dalam tanah.
Membakar sampah sebagaimana sering kita lihat—mungkin
kita juga melakukannya—juga berkontribusi pada pencemaran udara. Asap pembakaran
mengandung banyak zat berbahaya.
Pada titik inilah maka penting melakukan berbagai usaha
yang sejalan dengan kelestarian lingkungan. Salah satunya adalah dengan menanam
pohon. Usaha ini, dalam jangka panjang dan dalam kerangka luas, merupakan upaya
strategis dalam merawat bumi demi kehidupan yang lebih baik.
Menanam Pohon Sebagai Ibadah
Dalam ajaran Islam, ada relasi yang intens antara manusia
dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.
Masing-masing relasi harus berada dalam kondisi positif. Jika relasi tidak
positif, kehidupan—dalam maknanya yang luas—juga akan mengarah kepada kondisi
negatif.
Dalam konteks relasi antara manusia dengan alam,
usaha-usaha untuk mewujudkan lingkungan hidup yang berkualitas harus terus
dilakukan. Penanaman 1000 Pohon yang dilaksanakan di Kecamatan Sendang
Tulungagung dalam rangka pelaksanaan program KKN UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung merupakan bagian dari ikhtiar yang harus didukung. Sebagaimana
ditegaskan Prof. Dr. Abd. Aziz, Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan secara berkelanjutan. Bukan sekadar
kumpul-kumpul seremonial belaka.
Pohon merupakan makhluk Allah. Jika ditanam dan dirawat
dengan baik maka itu merupakan aktualisasi dari ibadah. Menanam pohon harus
menjadi habitus. Bahkan, tegas Rektor, “Seandainya besok hari kiamat, kita
masih harus tetap menanam pohon”.
Program Penanaman 1000 Pohon merupakan bagian dari
aktualisasi program UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang terangkum dalam
istilah Religreen. Substansi program ini adalah keselarasan antara lingkungan
dengan ajaran agama. Ini penting maknanya dalam konteks keberlanjutan
kehidupan.
Langkah Strategis
Penanaman 1000 pohon bukan sekadar aksi tentatif,
melainkan langkah awal secara nyata untuk berkontribusi merawat bumi. Ke depan
akan terus dilakukan upaya-upaya tindak lanjut agar kegiatan ini memperkuat
aspek edukatif, ekologis, dan juga spiritual.
Tema KKN UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Tahun
2025 Literasi Digital Menuju Desa Ramah Lingkungan yang diaktualisasikan dalam, salah satunya, kegiatan
menanam 1000 pohon. Ini merupakan hal yang sangat strategis. Bupati Tulungagung Gatot Sunu Wibowo, M.E.,
menilai bahwa tema ini relevan, visioner, progresif, dan menjadi langkah
penting untuk membangun kesadaran koletif. Dari sisi
praktis bermanfaat untuk memperkuat ekosistem lokal, mencegah erosi dan
longsor, menjaga ketersediaan air, serta menciptakan udara yang lebih bersih.
KKN bukan sekadar kegiatan mahasiswa di desa, melainkan
juga memiliki posisi strategis sebagai aset untuk pengembangan sosial. Karena itu mahasiswa yang menjalankan KKN diharapkan
menjalin komunikasi dengan berbagai pihak secara intensif, membangun
kolaborasi, dan meninggalkan jejak kebajikan.
Sebagai penutup tulisan ini, saya ingin mengutip pendapat
Eric Weiner, seorang penulis dan pembicara publik Amerika
Serikat yang relevan dengan tema tulisan ini. Weiner menyatakan, “Ketika
pohon terakhir ditebang, ketika sungai terakhir dikosongkan, ketika ikan
terakhir ditangkat, barulah manusia menyadari bahwa dia tidak dapat memakan
uang”. Pendapat ini penting menjadi bahan refleksi kita. Uang penting
tetapi jangan karena uang lalu mengorbankan kehidupan.
Tulungagung, 25 Juli 2025
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan penanaman 1000 pohon, perlu diprogramkan bagi para mahasiswa/i UINSA TULUNGAGUNG untuk mengadakan bank bibit, kami dari tahun ke tahun selalu menyediakan bibit untuk kegiatan KKN, namun demikian saya berharap pihak kampus juga berupaya punya bank bibit dan dapat berkolaborasi dengan kami dipersemaian sebagai wahana belajar yang lebih baik tentang lingkungan hidup yang berkelanjutan
BalasHapusTerima kasih atas masukannya.
Hapus