Diet yang Selalu Gagal
Ngainun Naim
Secara umum diet bisa diartikan sebagai pengaturan untuk
mencapai tujuan tertentu. Diet lazimnya berkaitan dengan pola makan. Dengan
diet, kesehatan dan berat badan diharapkan lebih sesuai dengan standar kesehatan.
Jika berat badan sudah berlebihan maka diet menjadi
pilihan. Memang tidak mudah namun harus dilakukan demi tujuan yang lebih
substansial, yaitu kesehatan.
Saya tidak pernah diet. Paling membatasi saja. Kuncinya
pada tahu diri. Sepanjang tidak berlebihan, nyaris semua menu makanan saya
konsumsi. Tidak ada pantangan.
Misalnya hari ini saya konsumsi sate kambing maka dalam
beberapa hari ke depan tidak boleh mengonsumsi lagi. Harus tahu diri. Juga
harus menambah gerak fisik sebagai konsekuensi mengonsumsi daging.
Belakangan memang saya harus lebih hati-hati dengan
makanan tertentu. Ini karena tensi darah yang acapkali naik, khususnya ketika
kurang jam tidur atau kecapekan. Selain itu asam lambung juga berpotensi melonjak
karena konsumsi makanan tertentu. Namun selebihnya aman-aman saja.
Belakangan saya berusaha mengonsumsi makanan alami.
Kudapan ketela dan ubi-ubian saya usahakan untuk konsumsi. Memang tidak mudah
mencarinya. Sepanjang ada kesempatan saya usahakan membelinya.
Diet Buku
Diet dalam konteks tulisan ini tidak ada hubungannya
dengan pola makan. Ini kaitannya dengan buku.
Apa hubungannya? Memang tidak ada hubungan secara
langsung. Ini hanya hubungan dalam konteks makna saja.
Saya kebetulan memiliki koleksi buku dalam jumlah yang
lumayan. Jumlah pastinya saya tidak tahu. Mungkin dua ribuan atau bahkan tiga
ribuan. Bisa juga lebih. Saya tidak pernah menghitungnya.
Semakin hari jumlah buku terus bertambah sementara ruang
penyimpanan semakin terbatas. Bahkan banyak buku yang akhirnya ditempatkan
dalam rak plastik karena lemari buku sudah tidak mampu lagi memuatnya.
Jika nafsu belanja buku tidak dikendalikan, isi rumah
bisa penuh buku. Ini menguntungkan sekaligus menimbulkan masalah. Menguntungkan
karena saya memiliki sumber ilmu pengetahuan yang berlimpah. Menimbulkan
masalah karena merawatnya tidak mudah. Juga karena lokasi penyimpanannya juga
terbatas.
Saya pun menanamkan dalam diri niat untuk diet belanja
buku. Bukannya tidak lagi belanja buku tetapi menjadi lebih selektif dalam
memilih buku untuk dibeli. Tidak setiap buku yang menarik dibeli. Harus
dipertimbangkan secara matang. Jika memang bisa ditunda dan tingkat
kepentingannya tidak mendesak, buku tidak perlu dibeli dulu.
Berbagi
Salah satu aktivitas yang saya lakukan berkaitan dengan
buku adalah berbagi. Setiap ada mahasiswa atau kolega yang datang ke rumah,
jika berminat, saya berikan oleh-oleh buku. Bisa buku baru, bisa sudah lama.
Saya sekarang sering mengidentifikasi, memilih, dan
menyediakan buku-buku dari koleksi yang menurut saya layak untuk saya bagi.
Buku-buku ini sebagai persediaan ketika ada yang datang ke rumah.
Saya juga berbagi ke beberapa perpustakaan, seperti
Perpustakaan UIN SATU Tulungagung, Perpustakaan Pascasarjana UIN SATU
Tulungagung, dan beberapa perpustakaan lain. Tujuan berbagi ini selayaknya
sedekah. Selain ibadah, saya berharap buku yang saya bagi bisa memberikan
kontribusi terhadap tumbuhnya minat membaca masyarakat secara luas.
Gagal
Meskipun sudah memancangkan niat dengan kuat, ternyata
tidak selalu berhasil merawatnya. Ada juga saat tertentu di mana pertahanan
jebol. Ini karena saya menemukan informasi terkait buku yang masuk skala
prioritas. Jika menemukan buku dalam kategori ini maka tidak ada pilihan lain
selain membelinya. Dan itu berarti diet gagal dilakukan.
Ini yang saya alami beberapa waktu terakhir. Ternyata
saya masih saja belanja buku. Juga menerima kiriman buku dari kolega. Berikut
ini beberapa buku yang saya peroleh dalam dua bulan terakhir.
1.
M. Atho
Mudzhar, Esai-Esai Sejarah Sosial Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014.
2.
Muhammad
Rofiq Muzakkir, Studi Islam dan Masyarakat Muslim Kontemporer, Yogyakarta:
Suara Muhammadiyah, 2025.
3.
Arif
Maftuhin, dkk., Islam dan Disabilitas, Dari Teks ke Konteks, Yogyakarta:
Gading, 2022.
4.
Windy
Triana, et.al. Menuju Pesantren Ramah Anak, Pemetaan Ketahanan dan
Kerentanan Santri terhadap Kekerasan, Jakarta: A-empat dan PPIM, 2025
5.
M. Amin
Abdullah, IslamiKasi Indonesia, Filsafat Ilmu Memahami Pancasila, Yogyakarta:
IB Pustaka, 2025.
6.
Erie
Haryanto, Filsafat Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah, Jakarta:
Kencana, 2021.
7.
Erie
Haryanto, dkk., Bisnis Syariah Masyarakat Madura Diaspora, Malang:
INARA, 2024.
8.
Erie
Haryanto, Hukum Perbankan Syariah Indonesia, Yogyakarta: Trensindo,
2024.
9.
I Nyoman
Darma Putra & I Wayan Nuriarta, Menciptakan Subjek Riset Kajian Budaya, Denpasar:
Pustaka Larasan, 2025.
10.
Dadang
Sunendar (ed.), Bentuk Kolaborasi Serta Pengembangan Ekonomi Kreatif,
Kewirausahaan, dan Industri Pariwisata, Denpasar: Pustaka Larasan, 2025.
11.
Aksin
Wijaya, Berislam dengan Cinta, Yogyakarta: DIVA Press, 2025.
12.
Muhammad
Muslih, Ziauddin Sardar dan Sains Islam Kontemporer, Yogyakarta:
Laksbang Akademika, 2023.
13.
Muhammad
Muslih, Falsafat Sains, Yogyakarta: LESFI, 2022.
14.
Sunarno,
Lali Sumber Katiwasan, Yogyakarta: Rua Aksara dan Mahanani, 2025.
Trenggalek, 31-8-2025
Tidak ada komentar: