Diet yang Selalu Gagal

Agustus 31, 2025



Ngainun Naim

 

Secara umum diet bisa diartikan sebagai pengaturan untuk mencapai tujuan tertentu. Diet lazimnya berkaitan dengan pola makan. Dengan diet, kesehatan dan berat badan diharapkan lebih sesuai dengan standar kesehatan.

Jika berat badan sudah berlebihan maka diet menjadi pilihan. Memang tidak mudah namun harus dilakukan demi tujuan yang lebih substansial, yaitu kesehatan.

Saya tidak pernah diet. Paling membatasi saja. Kuncinya pada tahu diri. Sepanjang tidak berlebihan, nyaris semua menu makanan saya konsumsi. Tidak ada pantangan.

Misalnya hari ini saya konsumsi sate kambing maka dalam beberapa hari ke depan tidak boleh mengonsumsi lagi. Harus tahu diri. Juga harus menambah gerak fisik sebagai konsekuensi mengonsumsi daging.

Belakangan memang saya harus lebih hati-hati dengan makanan tertentu. Ini karena tensi darah yang acapkali naik, khususnya ketika kurang jam tidur atau kecapekan. Selain itu asam lambung juga berpotensi melonjak karena konsumsi makanan tertentu. Namun selebihnya aman-aman saja.

Belakangan saya berusaha mengonsumsi makanan alami. Kudapan ketela dan ubi-ubian saya usahakan untuk konsumsi. Memang tidak mudah mencarinya. Sepanjang ada kesempatan saya usahakan membelinya.

 

Diet Buku

Diet dalam konteks tulisan ini tidak ada hubungannya dengan pola makan. Ini kaitannya dengan buku.

Apa hubungannya? Memang tidak ada hubungan secara langsung. Ini hanya hubungan dalam konteks makna saja.

Saya kebetulan memiliki koleksi buku dalam jumlah yang lumayan. Jumlah pastinya saya tidak tahu. Mungkin dua ribuan atau bahkan tiga ribuan. Bisa juga lebih. Saya tidak pernah menghitungnya.

Semakin hari jumlah buku terus bertambah sementara ruang penyimpanan semakin terbatas. Bahkan banyak buku yang akhirnya ditempatkan dalam rak plastik karena lemari buku sudah tidak mampu lagi memuatnya.

Jika nafsu belanja buku tidak dikendalikan, isi rumah bisa penuh buku. Ini menguntungkan sekaligus menimbulkan masalah. Menguntungkan karena saya memiliki sumber ilmu pengetahuan yang berlimpah. Menimbulkan masalah karena merawatnya tidak mudah. Juga karena lokasi penyimpanannya juga terbatas.

Saya pun menanamkan dalam diri niat untuk diet belanja buku. Bukannya tidak lagi belanja buku tetapi menjadi lebih selektif dalam memilih buku untuk dibeli. Tidak setiap buku yang menarik dibeli. Harus dipertimbangkan secara matang. Jika memang bisa ditunda dan tingkat kepentingannya tidak mendesak, buku tidak perlu dibeli dulu.

 

Berbagi

Salah satu aktivitas yang saya lakukan berkaitan dengan buku adalah berbagi. Setiap ada mahasiswa atau kolega yang datang ke rumah, jika berminat, saya berikan oleh-oleh buku. Bisa buku baru, bisa sudah lama.

Saya sekarang sering mengidentifikasi, memilih, dan menyediakan buku-buku dari koleksi yang menurut saya layak untuk saya bagi. Buku-buku ini sebagai persediaan ketika ada yang datang ke rumah.

Saya juga berbagi ke beberapa perpustakaan, seperti Perpustakaan UIN SATU Tulungagung, Perpustakaan Pascasarjana UIN SATU Tulungagung, dan beberapa perpustakaan lain. Tujuan berbagi ini selayaknya sedekah. Selain ibadah, saya berharap buku yang saya bagi bisa memberikan kontribusi terhadap tumbuhnya minat membaca masyarakat secara luas.

 

Gagal

Meskipun sudah memancangkan niat dengan kuat, ternyata tidak selalu berhasil merawatnya. Ada juga saat tertentu di mana pertahanan jebol. Ini karena saya menemukan informasi terkait buku yang masuk skala prioritas. Jika menemukan buku dalam kategori ini maka tidak ada pilihan lain selain membelinya. Dan itu berarti diet gagal dilakukan.

Ini yang saya alami beberapa waktu terakhir. Ternyata saya masih saja belanja buku. Juga menerima kiriman buku dari kolega. Berikut ini beberapa buku yang saya peroleh dalam dua bulan terakhir.

1.        M. Atho Mudzhar, Esai-Esai Sejarah Sosial Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

2.        Muhammad Rofiq Muzakkir, Studi Islam dan Masyarakat Muslim Kontemporer, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2025.

3.        Arif Maftuhin, dkk., Islam dan Disabilitas, Dari Teks ke Konteks, Yogyakarta: Gading, 2022.

4.        Windy Triana, et.al. Menuju Pesantren Ramah Anak, Pemetaan Ketahanan dan Kerentanan Santri terhadap Kekerasan, Jakarta: A-empat dan PPIM, 2025

5.        M. Amin Abdullah, IslamiKasi Indonesia, Filsafat Ilmu Memahami Pancasila, Yogyakarta: IB Pustaka, 2025.

6.        Erie Haryanto, Filsafat Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah, Jakarta: Kencana, 2021.

7.        Erie Haryanto, dkk., Bisnis Syariah Masyarakat Madura Diaspora, Malang: INARA, 2024.

8.        Erie Haryanto, Hukum Perbankan Syariah Indonesia, Yogyakarta: Trensindo, 2024.

9.        I Nyoman Darma Putra & I Wayan Nuriarta, Menciptakan Subjek Riset Kajian Budaya, Denpasar: Pustaka Larasan, 2025.

10.    Dadang Sunendar (ed.), Bentuk Kolaborasi Serta Pengembangan Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Industri Pariwisata, Denpasar: Pustaka Larasan, 2025.

11.    Aksin Wijaya, Berislam dengan Cinta, Yogyakarta: DIVA Press, 2025.

12.    Muhammad Muslih, Ziauddin Sardar dan Sains Islam Kontemporer, Yogyakarta: Laksbang Akademika, 2023.

13.    Muhammad Muslih, Falsafat Sains, Yogyakarta: LESFI, 2022.

14.    Sunarno, Lali Sumber Katiwasan, Yogyakarta: Rua Aksara dan Mahanani, 2025.

 

Trenggalek, 31-8-2025

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.