Modul, Silaturrahmi, dan Inspirasi

Juni 14, 2025

Ngainun Naim

 

Ada puluhan peserta yang hadir di ruang pertemuan Lantai LG Hotel Margo Depok. Mereka berasal dari berbagai unsur. Ada dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan panitia.

 

Kami berkumpul untuk mendiskusikan dua modul Kesehatan Reproduksi. Kebetulan saya menjadi salah satu reviewer dari modul.

 

Dalam kesempatan pemaparan, saya menjelaskan bahwa sekarang ini ada banyak persoalan yang harus dihadapi oleh anak-anak kita. Kasus-kasus yang terkait dengan kekerasan seksualitas, misalnya, belakangan meningkat tajam. Tidak sulit untuk menemukan berita terkait hal ini.

 

Duduk bersama tokoh-tokoh nasional. Sebuah kebanggaan.

Realitas semacam ini tentu tidak bisa dibiarkan. Harus dilakukan usaha-usaha secara serius untuk mengatasi persoalan yang ada. Jika dibiarkan, kasus demi kasus akan mudah untuk ditemukan. Ini berarti masa depan kita akan suram karena anak-anak terancam oleh aneka bentuk penyimpangan.

 

Selain itu juga penting untuk merumuskan langkah-langkah sistematis dalam menciptakan iklim yang kondusif dalam relasi antar siswa, siswa dengan guru, dan relasi seluruh elemen dalam lembaga pendidikan.

 

Saya sangat bersyukur bisa hadir di acara ini. Ada banyak hikmah yang saya peroleh. Jika tidak hadir, saya tidak mungkin bersua dengan orang-orang yang selama ini hanya saya kenal melalui media sosial, seperti Ning Evy Gozali, kiai muda Ahmad Husein Fahasbuhu, Mbak Ratu Dian Hatifah, Ada Mbak Ayu Maryati Sholihah yang merupakan Ketua KPAI, ada Mbak Maftuhah dari PP Fatayat, Ibu Roro Weni dari Kementerian Kesehatan, Ibu Irna dari Kemendikdasmen, Mbak Alissa Wahid, Prof. Qowaid dari Pesantren Muhammadiyah, Pak Unang dari Dikdasmen Muhammadiyah, dan banyak lagi lainnya.

Bersama Pak Unang dari Dikdasmen Muhammadiyah


Bersama Prof. Qowaid dari Pesantren Muhammadiyah




Saya selalu berpikir bahwa perjumpaan semacam ini adalah harta karun yang luar biasa. Banyak ilmu dan inspirasi yang saya peroleh yang tidak saya temukan di buku.

 

Berbincang dan berkisah adalah selaksa pengetahuan luas tak bertepi. Dengan Kiai Ahmad Husein Fahasbu saya mendapatkan banyak kisah keteladanan dari dunia pesantren. Dengan Pak Unang dari Muhammadiyah saya mendapatkan banyak kisah tentang dunia pendidikan, khususnya pendidikan keluarga. Dengan Ning Evy Gozali saya mendapatkan banyak kisah tentang bagaimana mengembangkan jaringan dan menebar kemanfaatan.

 

Malam harinya, saya kembali mendapatkan asupan gizi dan pengetahuan dengan ajakan silaturrahim ke rumah senior saya semasa di Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar yang kini menjadi pejabat di Kementerian Agama, Dr. Imam Bukhori. Bersama beberapa kawan saya dijamu sate kambing dan kepala kakap. Sesungguhnya perut masih lumayan kenyang. Tapi demi keberkahan silaturrahim, saya terus mencari kenikmatan dua sajian itu sampai ketemu ketika sudah hampir tandas.

 

Foto bersama

Di lantai dua dan tiga rumah beliau, kami berbagi kisah. Juga berdiskusi tentang aneka hal. Tentu lebih banyak guyonan yang menghangatkan suasana.

 

Menjelang pukul 22.00 kami pamit. Namun sebelum pulang saya sampaikan bahwa saya ingin mengunjungi perpustakaan Kiai Imam Bukhori. Ini sekaligus menjalankan amanah Kiai Ahmad Husein Fahasbuhu untuk mengecek apakah kitab-kitab beliau ini muktabar atau tidak he he he.

 

Silaturrahim ke rumah Dr. Imam Bukhori

Ribuan kitab berderet secara rapi di beberapa lemari. Saya ambil gambarnya. Juga saya rekam. Setelah di lantai 2 selesai, kami menuju lantai 3. Kali ini jumlah kitabnya lebih banyak lagi.

 

Saya kagum dengan orang yang memiliki banyak kitab dan buku. Bagi saya, ini adalah sumber energi dan inspirasi hidup.

 

“Pagi sebelum berangkat kerja dan malam sebelum tidur saya biasakan untuk membaca”, kata Kiai Imam Bukhori. Saya menyimak penjelasan beliau. “Tapi saya belum terbiasa membangun tradisi menulis. Baru tradisi membaca”, pungkas beliau.

 

Ingin rasanya berasyik ria dengan mencermati dan mengulik sedikit saja kitab demi kitab. Tapi saya tahu diri. Kawan-kawan di lantai 2 sudah menunggu. Hari juga sudah larut semakin larut.

 

Jakarta, 24 Mei 2025

8 komentar:

  1. Trimakasih inspirasi dan ilmunya prof..

    BalasHapus
  2. Luar biasa kegiatannya prof ngainun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekadar menjalani saja Omjay. Dinikmati dan ditulis.

      Hapus
  3. boleh pinjam salah satu kitab yang ada? hahaha gurau aja...

    BalasHapus
  4. Bertemu dengan rekan-rekan yang sebelumnya hanya bertemu di medsos, sungguh mempunyai keasyikan tersendiri ya Pak.
    Apalagi pertemuan ini dalam rangka mewujudkan suatu kerja besar.
    Sukses selalu, Pak.

    Salam,

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.